Shiny Flashy Green Matrix DESA TALANGO KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

Rabu, 26 Juli 2017

Peta Desa Talango

Peta Desa

Peta desa ini menggambarkan kondisi dan wilayah dari desa Talango. Desa Talango memiliki ketinggian tanah +5,5 m di atas permukaan laut dan luas wilayah 185.500 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 6.535 jiwa yang terdiri dari 3.157 jiwa penduduk laki-laki dan 3.378 jiwa penduduk perempuan. Desa Talango memiliki 6 dusun yaitu dusun Masjid, dusun Baru, dusun Pasar Daya, dusun Ban-ban, dusun Karengan dan dusun Sekolaan. Dan juga terdapat 9 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT). Untuk sampai ke desa ini, dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dari pelabuhan Kalianget dengan menyebrangi laut menggunakan kapal Tongkang atau perahu sampan. Desa Talango memiliki beberapa fasilitas, seperti Balai Desa, Poskesdes, Posyandu, Masjid, Sekolah Dasar dan Madrasah.
Bangunan Bersejarah
Pada masa penjajahan bangsa Belanda, kabupaten Sumenep merupakan salah satu dari sekian banyak wilayah Indonesia yang menjadi tujuan bangsa Belanda, sehingga terdapat tempat-tempat bekas penjajahan Belanda, seperti rumah dan masjid yang hingga saat ini masih kokoh berdiri di desa Talango.
1.      Rumah Bekas Jajahan Belanda
Masa penjajahan Belanda di Indonesia dapat dikatakan cukup lama. Sehingga hal itu mengakibatkan adanya bekas atau sisa peninggalan jajahan Belanda yang berupa rumah. Arsitek atau bentuk rumah bekas jajahan Belanda tersebut berbentuk seperti rumah kuno pada masa jajahan Belanda. Namun saat ini rumah tersebut dimanfaatkan sebagai tempat tinggal warga setempat.
2.      Masjid Jamik Baiturrahman Talango (Masjid Satu Tiang)
Salah satu bangunan bersejarah di desa Talango adalah Masjid Jamik Baiturrahman Talango. Masjid ini berdiri pada hari Kamis tepatnya tanggal 23 Rabi’ul Awal tahun 1212 H atau pada masa kerajaan Pangeran Nata Kusuma atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raja Sumenep. Beliau memerintahkan untuk membangun sebuah kubah di daerah Talango yang kemudian dijadikan masjid. Warga seringkali menyebutnya dengan masjid satu tiang. Makna dari satu tiang adalah bahwa tuhan maha esa. Jadi, Pangeran Nata Kusuma ingin menyampaikan kepada masyarakat Talango bahwa Allah itu maha esa. Masjid ini pernah mengalami direnovasi pada era reformasi atau sekitar pada tahun 1980 M. Bagian masjid yang mengalami renovasi adalah bagian serambi masjid atau depan masjid. Meskipun hanya mengalami satu kali renovasi, masjid ini tetap berdiri kokoh hingga saat ini.

Pawai

        Pawai
ACARA RUTINAN TIAP TAHUN

Pawai merupakan iring-iringan sekelompok orang yang biasanya dilakukan di jalan raya, umumnya dilakukan dengan menggunakan kostum, dan biasanya disertai dengan iring-iringan drumband dalam suatu prosesi upacara ataupun acara tertentu. Pawai yang dilakukan oleh masyarakat desa Talango biasanya dilakukan menjelang bulan puasa. Pawai ini dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Pawai ini diikuti oleh seluruh masyarakat desa dengan berkeliling menggunakan pakaian yang khas dan unik dengan dandanan yang semenarik mungkin. Selain itu, dalam pawai ini juga ada beberapa orang yang menaiki kuda yang diarak keliling desa Talango untuk mengikuti pawai.

Saronen

        Saronen


Saronen merupakan salah satu kesenian dari desa Talango. Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara tertentu seperti perkawinan, karapan sapi, dan sapi sono’. Saronen merupakan tarian kuda yang diiringi dengan musik. 

Jualan di Pasar

      Jualan di Pasar




Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untu melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pasar desa Talango terletak di dusun Pasar Daya yang biasanya buka pada pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB yang berdekatan dengan pelabuhan. Pasar inilah yang menjadi aktivitas perekonomian desa Talango karena hampir setiap hari pasar ini ramai dikunjungi oleh para pembeli dari dalam maupun luar desa Talango.

Nelayan

       Nelayan

Bagi masyarakat desa Talango, profesi nelayan menjadi mata pencarian yang kedua setelah profesi petani yang merupakan sumber mata pencaharian yang utama. Para nelayan biasanya pergi ke tengah laut untuk mencari ikan, selain itu para nelayan di desa Talango juga mencari rumput laut. Biasanya perahu-perahu para nelayan bersandar di pinggir pantai desa Talango.

Bermain Bola Voli

       Bermain Bola Voli

Pemuda-pemuda di desa Talango, khususnya dusun Pasar Daya hampir setiap hari bermain bola voli di lapangan. Kegiatan ini sangat bagus dilakukan karena selain untuk membuat tubuh mejadi sehat juga dapat menjadi rutinitas dari masyarakat desa Talango.

Selasa, 25 Juli 2017

Kerupuk Ikan Talango



KERUPUK IKAN


   Selain rumput laut pulau Talango juga mempunyai mata pencaharian yang lain yaitu nelayan. Kebanyakan para nelayan di desa Talango menangkap ikan Tengiri. Masyarakat sekitar memanfaatkannya  sebagai bahan olahan kerupuk ikan. Krupuk ikan di desa Talango merupakan salah satu produk unggulan di desa Talango yang cukup terkenal di kawasan Madura bahkan luar Madura karena memiliki bentuk yang unik dan rasa yang enak. Usaha kerupuk ikan ini banyak digemari oleh masyarakat desa Talango karena selain dijual di kawasan Asta Sayyid Yusuf, mereka juga menjual sampai ke luar Madura, sehingga mereka bisa mendapat keuntungan yang lebih banyak.

Kondisi Geografis

     Kondisi Geografis

      Desa Talango berada di pulau Poteran yang posisinya berada di timur kota Sumenep, tempatnya yang strategis dengan kehidupan penduduknya semakin tahun semakin bertambah membuat masyarakat stabil dalam hal apapun termasuk ekonominya, untuk menuju kepulauan Poteran tidak membutuhkan waktu yang lama, yaitu hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dari pelabuhan Kalianget untuk sampai di pulau tersebut dengan naik Sampan atau Tongkang. Pulau Poteran memiliki delapan desa yaitu Talango, Padike, Gapurana, Essang, Cabbiya, Poteran, Palasa dan Kombang. Dari sekian banyak desa memiliki potensi yang berbeda serta keunikan-keunikan yang mungkin tidak ada di pulau lain.
         Desa Talango memiliki ketinggian tanah + 5,5 m di atas permukaan laut dan luas wilayah 185.500 Ha yang terdiri dari 6 Dusun. Desa Talango berada di kecamatan Talango yang berjarak 200 km dari Ibukota di kabupaten Sumenep berkisar dilihat dari batas wilayah administrasi. Desa Talango berbatasan dengan:
a)               Sebelah Utara          : Pantai/Lautan
b)              Sebelah Selatan          : Desa Padike & Desa Cabbiya
c)               Sebelah Barat            : Pelabuhan/Lautan

d)              Sebelah Timur           : Desa Gapurana

Kondisi Demografis

Kondisi Demografis
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Sumenep, Desa Talango dihuni oleh sekitar 3157 jiwa penduduk laki-laki dan 3378 jiwa terdiri dari perempuan. Secara umum warga masyarakat desa ini berprofesi sebagai petani (mulai dari menanam singkong, jagung), sebagian yang lain berprofesi sebagai Peternak (sapi dan ternak bebek), Nelayan dan pedagang dengan membuka pertokoan dan kios makanan. Hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai Guru “Pegawai Negeri Sipil (PNS)” maupun swasta. Dan terbagi ke dalam 200 KK dan 6 Dusun. Potensi Desa Talango
a)      Rumput Laut
b)      Asta Sayyid Yusuf

c)      Krupuk ikan

Sabtu, 22 Juli 2017

Foto-Foto Kegiatan

Kegiatan Sepak bola di Dusun Pasar Daya Kec. Talango Kab. Sumenep

salah satu kegiatan Rutinitas yang dilakukan oleh anak muda didusun pasar daya adalah sepak bola. kegiatan ini  tidak hanya dilakukan oleh anak muda saja, tapi ada juga para remaja dan orang tua yang melakukan kegiatan ini. spesifiknya, lokasi kegiatan ini dilakukan dilapangan pasir putih dekat pantai pasar daya tiap sore hari.

  

Selasa, 11 Juli 2017

Pariwisata ASTA SAYYID YUSUF


Riwayat Singkat
Asta Sayyid Yusuf
Pada tahun 1212 H/1791 M, Raja Sumenep Sri Sultan Abdurrahman Pangkutaningrat beserta rombongan/prajuritnya berangkat dari Keraton Sumenep Madura, maksudnya akan menyebarluaskan Agama Islam ke Pulau Bali.
Setibanya di pelabuhan Kalianget karena hari telah sore, maka Beliau terpaksa bermalam sekitar jam 12.00 malam Sri Sultan Abdurrahman terkejut karena tiba-tiba melihat sinar/cahaya yang sangat terang, seakan-akan jatuh dari langit ke bumi sebelah timur pelabuhan/di Pulau Poteran, Desa Talango, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura.
Setelah selesai sholat subuh Sri Sultan dengan pengikutnya naik perahu menuju pulau tersebut untuk mencari tanda jatuhnya sinar tersebut.
Setibanya di pulau Poteran, Sri Sultan Abdurrahman masuk hutan lalu mendapatkan tanda yang meyakinkan sesakan-akan kuburan baru. Lalu Beliau memberi salam dan salam Beliau dijawab dengan suara jelas, tetapi tidak ada yang menampakkan diri.
 Selanjutnya Sri Sultan Abdurrahman ingin mengetahui suara tersebut maka beliau bermunajat memohon kehadirat Allah Yang Maha Esa, tiba-tiba jatuhlah selembar daun diharibaannya (dipangkuannya) dan setelah diperhatikan daun tersebut tertulis dengan tulisan Arab sebagai berikut:
هذا مولانا سيد يوسف بن على بن عبدالله الحسينى
(HADZA MAULANA SAYYID YUSUF BIN ALI BIN ABDULLAH AL-HASAN)
Selanjutnya Sri Sultan Abdurrahman lalu memasang batu nisan dengan diberi nama sebagaimana yang terdapat/tertulis pada daun tersebut. Setelah selesai melanjutkan perjalanannya, sebelum berangkat tongkat Beliau ditancapkan dekat kuburan/pesarean Sayyid Yusuf dan tongkat tersebut hidup sampai sekarang menjadi pohon yang besar dan rindang.
Setelah beberaapa lama kuburan/pesarean diberi congkop/pendopo kecil tetapi hanya kuburan Sayyid Yusuf pindah ke sebelah timur dengan arti tidak menghendaki diberi congkop.
Dan sekitar kurang lebih satu tahun, kemudian Sri Sultan Abdurrahman mendatangi lagi kuburan/pesarean Sayyid Yusuf membangun pendopo di sekitar kuburan tersebut dan juga termasuk masjid Jami’ Kecamatan Talango.

Rumput laut Desa Talango



 

Talango adalah pulau kecil disisi timur pulau madura dan masih termasuk kabupaten sumenep. secara geografis pulau talango memang sangat dekat dengan ujung bagian timur pulau madura yaitu kalianget. laut yang memisahkan antara ujung pulau madura ke pulau talango hanyalah kurang lebih 25km saja. hanyalah 5menit bila ditempuh melalui kapal atau perahu. Luas pulau talango sama seperti bagian-bagian kecamatan sumenep pada umumnya, yaitu terdiri dari 8 desa. Talango adalah desa paling barat dari sisi pulau dan disana terdapat pelabuhan. didalam peta sendiri pulau talango bernamakan PULAU PUTERAN nama tersebut juga merupakan nama desa ditengah pulau talango. Desa Talango memiliki segudang potensi alam, salah satunya adalah rumput laut. Rumput laut di desa Talango ini memiliki tekstur yang berbeda yakni lebih besar dan berwarna hijau. Rumput laut ini biasanya dipanen dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Sering kali diadakan penanaman rumput laut oleh warga sekitar. Akan tetapi, kebanyakan warga sekitar memilih merantau ke kota-kota, maka mata pencaharian sebagai petani rumput laut semakin berkurang.

Senin, 10 Juli 2017

Sejarah Desa Talango Kec. Talango Kab. Sumenep



Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah tersendiri yang merupakan pencerminan tentang karakter diri dan ciri khas dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah sering sekali tertuang dalam bentuk cerita yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut  ke mulut yang kadang sulit untuk dibuktikan.
 Asal-usul Desa Talango mempunyai cerita yang menarik, Nama Talango berasal dari kata ‘’Talaga’’ yang kemudian menjadi Talango,disebabkan faktor dialek pengucapan  masyarakat yang sengngong.Konon pada jaman sebelum penjajahan jepang, Daerah Talango dan sekitarnya masih merupakan hutan blantara. Namun pada akhirnya, daerah Talango ketika dipandang mempunyai banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, mulai dibabat dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar.